Monday, September 26, 2016

Kegiatan Anak-anak : Pemadam Kebakaran

Aku akan sharing beberapa aktifitas kami dirumah buat mengisi waktu anak kecil yang belum sekolah ini. Mungkin ada yang sudah sempet lihat di Instagramku juga, tapi sebenernya itu juga ngga semua karena kadang terlewat begitu aja sih, ngga sempet didokumentasikan(karena alesan memori hp abis buat foto-foto). Aktifitas R selama dua minggu yang lalu, temanya tentang pemadam kebakaran. Kami pinjam 3buku dari perpustakan buat dibaca. Dan karena aku sekarang masih berusaha supaya dia tau lebih banyak kosakata Bahasa Indonesia, jadinya buku ceritanya ini dibacain dalam dua bahasa. Tapi karena belakangan R lebih senang buat belajar kosakata baru dalam bahasa Jepang, jadinya yang nyantol ya banyakan bahasa Jepang juga sih. Tapi moga-moga makin gede, dia tetep mau ngomong bahasa Indonesia.

Arigato Shobojidosha
Chisai Shobojidosha
Boku no Shobosha
Untuk aktifitasnya, aku ambil dari website berikut ini : http://homeschoolcreations.com/FiremenPrintables.html


Kebetulan juga di Daiso ada jual mainan merakit mobil pemadam kebakaran, jadi aku coba bikinin. Bikininnya lama, dihancurinnya dalam sekejap aja *ketawa miris*

 

Sempet kepikiran mau ajakkin ke museum pemadam kebakaran, tapi karena kami lagi sibuk banget dan cuaca selama sebulanan ini kebanyakan hujan akhirnya ngga sempet pergi. Tapi sempet ada kejadian dideket tempat kami tinggal. Entah kejadiannya apa, aku ngga tau.... tapi kami sempet lihat banyak mobil pemadam kebakaran & ambulan dari rumah. Jadi pemadam kebakaran biasanya dipanggil untuk kasus-kasus darurat buat nolongin orang, ngga cuma buat menanganin kebakaran aja. R nya sih semangat ngintip dari beranda & jendela samping rumah, walaupun aku agak sedikit khawatir. Tapi untungnya kalau disini petugasnya rapi, jadi ngga sampai keliatan yang serem-seremnya.

Wednesday, September 21, 2016

Marriage is like a shoe

Tulisan ini didapat dari internet. Aku tidak tahu sumber aslinya darimana tapi menarik juga untuk dijadikan bahan renungan.

==================

"MARRIAGE is like a shoe. When you wear oversize, be ready to drag it along through out life, and when you wear under-size be ready to feel the pains through out life."

One thing about marriage is that you don't drop your shoe or remove it at any point, no matter how painful or how stressful it is. That is why I thought it necessary to write you this letter. 

Dear Singles, When you are ready to buy your own shoe please take note of these three things: 

PHYSICAL APPEARANCE : Do not look for the beautiful ones, the nice ones or the cheap ones. Look for the one that is your size. Not every handsome, wealthy or intelligent guy is for you, not every beautiful woman is for you. Look for the one that is meant for you, the one that aligns with your values and belief, the one who you meet at your life's journey. It is important to know where you're going in life before you think of getting a wife. 

POSITION : All sizes of shoes are not placed in the same place. There is a place for court shoes, laced up shoes, sport footwear, snickers etc. We have Children sizes, young people's sizes and the adult sizes. Know where to get your own shoe. Your size cannot be everywhere my brother, your type cannot be everywhere my sister. You cannot be a Christian, and be looking for a wife material at a club. Your wife or husband can't just be everywhere. Stick to your values and therein you shall find someone like you, but when your values are not defined anyone can just match you. Discover yourself and define your values. 

PERCEPTION : In this kind of shoe purchasing enterprise, you are not permitted to try the shoe before you buy. This is why it is important to seek guidance and counseling, from people who have bought shoes before or are into the business of directing people to the right shoes (Pastors and Relationship coaches). And most importantly to avoid much time wasting time, simply consult the SHOE MANUFACTURER to tell you your size (GOD ALMIGHTY ). 

"You do not prepare for wedding, you prepare for marriage." Ladies these days get so motivated when they attend wedding and they will quickly want to say yes to that guy. 

Wait!!! It is not just the wedding oh. The wedding is just one day. After the wedding WHAT NEXT? 

Finally, it is not something you rush to the market and just pick a shoe because you like or can purchase it. Ask questions : 
-Where is this shoe made from? (Background) 
-What's the size (Values) 
-How much (His/Her interest) 
-How long will it last (His/Her Character) 
-Who made it? (Is she/He of the same faith This is compatibility) 
-Will it match me? (This is whether he/she love you and will accept you the way you are) 

Dear one, remember many are dragging their foot and they would hardly reach their destinies, many are feeling endless pains and wish they could pull off the shoes but no way!!! I have seen people with beautiful shoes and when they show you their foot, you will see scars. 

Beloved, it is not about the physical, it is the size, you can't know the size from afar so come close, build a relationship first but remember 'you are not permitted to try it before you buy it'. 

And for those who have purchased the wrong shoes, you can still make it your size again if you'd consult the manufacturer and let Him have His way in your marriage. God bless us all.


==================

Mungkin ada orang yang setuju tapi ada juga yang tidak setuju dengan pendapat diatas. Aku sendiri mengingat perjalanan kami sampai berumah tangga sekarang ini, melewati hubungan yang bertahun-tahun juga selalu ada saatnya naik dan turun. Bersyukur kami boleh melewati banyak hal disaat suka & duka bersama-sama sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah, jadi kagetnya ngga terlalu kaget-kaget banget lagi. Tapi tetep namanya manusia ngga ada yang sempurna ya, jadi yang namanya ketidak cocokan itu tetep pasti ada, tinggal bagaimana kita nyari jalan keluarnya. Banyak juga pengorbanan yang kami harus lakuin satu sama lain demi menyatukan visi. Kalau inget-inget dulu berjuang untuk ikutan konseling pernikahan selama setahun lebih rasanya sempet hampir menyerah karena kami punya prinsip yang berbeda. Kalau dulu sebelum menikah mungkin boleh berpikir untuk menyerah, sekarang setelah menikah kami harus berjuang lebih keras lagi karena kami percaya apa yang disatukan Tuhan tidak bisa diceraikan manusia, jadi kami berusaha supaya bisa terus tumbuh bersama dengan kasih Tuhan. Mungkin habis ini aku harus setuju kalo suami mau beli sepatu baru, daripada beli bini baru ya hehe :P

Saturday, September 3, 2016

Mencari Taman Kanak-kanak

Hari ini kami mampir kesalah satu sekolah taman kanak-kanak swasta di daerah Tokyo. Sebenernya masih tahun 2018 nanti baru R bisa masuk sekolah yang 3tahun. Lama sekali ya? Tapi memang ini peraturan pendidikan disini dan tahun ajaran barunya itu dimulai setiap bulan April. Jadi begitu si anak lahirnya bulan April, biarpun tahun itu dia bakal umur 3tahun tetep aja dia haru nunggu tahun berikutnya. Makanya kalau mau punya anak lagi disini kepikiran untuk lahirinnya diawal tahun aja atau paling ngga sampai  sekitaran bulan febuari. Kalau mau masuk sekolah negeri yang dideket tempat kami juga malah mulainya tahun 2019 karena sistem pendidikannya hanya dua tahun(mulai dari umur 4tahun keatas). Selain itu ada lagi pilihannya antara masukkin ke daycare atau yang sekolah model kursus gitu deh.

Lalu alesan kami udah buru-buru ikutan pertemuan tahun ini sebenarnya karena kami lagi bingung buat nentuin tempat tinggal kalau pindah nanti. Dan berhubung ngga semua wilayah punya sekolah yang seperti kami harapkan jadinya mau lihat-lihat dulu. Karena ngga seperti di Indonesia bisa pilih sekolah yang jauh-jauh, disini biasanya pilih sekolahnya yang terjangkau dengan jalan kaki atau sepeda, kalaupun pakai mobil mungkin yang dibawah 20min kali ya.

Lalu selain kriteria jarak, kami kepengennya R bisa masuk ke christian school entah itu Kristen Katolik atau Kristen Protestan. Ini juga susah sekali & jadi pergumulan berat karena sekolah swasta seperti ini masuknya kadang susah dan adanya cuma didaerah tertentu yang memang populer. Jadi untuk nyari tempat tinggal didaerah ini juga agak ngga rela buat bayar sewanya yang ngga sebanding dengan yang bisa didapet kalau dibandingkan dengan tempat lain yang mungkin kurang populer. Mungkin kalau udah beli mansion atau rumah lain cerita lagi ya.

Alesan kami ingin banget masukkin kesekolah Kristen sebenernya karena kami pengen R bisa punya dasar yang kuat dari dia kecil & lingkungan yang bisa support dia buat ngertiin apa yang udah kami coba tanemin di diri dia dari lahir. Mungkin buat yang belum tau, sebagian besar penduduk jpn bukan orang yang percaya Tuhan. Bukan berarti mereka ngga baik ya, tapi kami kepengen dia ngga cuma jadi orang baik-baik tapi juga Takut akan Tuhan, itu aja sih.

Trus kalau ditanya susahnya masukkin anak ke sekolah-sekolah ini seperti gimana? Biasanya mereka bakal adain interview dengan anak beserta salah satu orang tuanya. Pertanyaannya mungkin ngga susah tapi kalau mood anaknya hari itu lagi ngga oke atau anaknya yang tipe ngga suka diuruh duduk diem nunggu lama trus maunya lari-lari atau malah nangis, entah bagaimana jadinya deh. Belum lagi kapasitas diterimanya itu biasanya hanya sedikit tapi yang daftar banyak banget. Sampai tadi diceritain ada ortu yang dateng dari hari sebelumnya buat ngantri supaya bisa interview duluan. Kalau dulu aku denger cerita temen ibu-ibu jpn yang suaminya disuruh ngantri dari subuh didepan sekolah anaknya, sekarang jadi ngerti perasaannya seperti apa, mana belum tentu lulus diterima.

Buat masuk ke TK swasta di sekitaran sini biasanya butuh biaya lumayan. Tergantung sekolahnya, ada biaya beli formulir, uang gedung yang sekitaran >120,000 keatas, uang seragam >50,000, uang sekolah disekitaran 30,000, dll. Biaya-biaya ini bisa jadi mahal banget disekolah yang elit tapi bisa berkurang disekolah yang biasa-biasa. Tapi ada daerah-daerah yang kasih subsidi untuk pendidikan anak, jadi lumayan bisa untuk mengurangi beban biaya orang tua. Jadi ini juga penting banget untuk dipertimbangkan waktu nyari lokasi tempat tinggal berikutnya. Tempat tinggal kami yang sekarang ngga ada subsidi untuk masuk TK swasta soalnya.

Selain itu, buat nyari sekolah yang punya fasilitas oke atau halaman luas juga susah banget kalau dikota. Aku kan kebayangnya dulu waktu kecil, kalau kesekolah itu identik dengan lapangannya yang kita bisa lari-lari kejer-kejeran ama temen sampe bengek tuh... Susah banget nyarinya. Ada juga meskipun dibilang Tokyo Chiba atau Kanagawa, ya memang di Tokyo ujung banget lah.. atau ditempat yang ngga terlalu praktis banget, Kalau begitu nanti kasian bapaknya yang mau pergi kerja. Jadi banyak juga yang ngga punya halaman tapi pakai taman umum untuk kegiatan mereka.

Selain itu apa lagi ya... masih banyak sih sebenernya karena akunya sendiri punya list keinginan panjang banget(montessori, ngga perlu bento, masukknya gampang, ada belajarnya, lingkungannya oke, dll) tapi mungkin kami cuma bisa berusaha & pasrah ama tuntunan yang Diatas. Kalau seandainya Tuhan mengijinkan kami berharap bisa pindah ke tempat yang sesuai & R juga bisa masuk ke sekolah yang sesuai dengan yang Tuhan sudah sediain.

Ini sedikit foto inspeksi kami hari ini ke acara perkenalan salah satu sekolah di deket tempat kami sekarang tinggal :

dikebun sayur milik sekolah M

Ruang kelas

Bus antar jemput
Ada yang punya info sekolah disekitaran Tokyo? Boleh donk untuk kasih masukkannya buat kami.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...